🌜 Membandingkan Teks Siklus Hidrologi Dengan Teks Banjir

MembandingkanTeks Eksplanasi August 07, 2015 Struktur. Siklus Hidrologi. Banjir. Kekeringan. Menjelaskan tentang pengertian dari banjir dan hal-hal yang menjadi penyebabnya. iklim, tata guna lahan dan norma pemakaian air. Konjungsi. Siklus Hidrologi. Banjir. Kekeringan. Kebanyakan menggunakan konjungsi yang menunjukkan sebab akibat MembandingkanTeks Eksplanasi Banjir dan Kekeringan 1. Struktur teks. Kedua teks memiliki struktur yang sama, yaitu : a. Dan : "Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai "Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks, ReadBahasa indonesia sma,ma,smk,mak kelas xi semester 2 by Perpus sma marsud on Issuu and browse thousands of other publications on our platform. Membandingkan Teks "Siklus Hidrologi" dengan Teks "Banjir" Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat Apayang kalian temukan dari struktur teks "Banjir"? Apakah kalian menemukan perbedaan antara struktur teks "Siklus Hidrologi" dengan struktur teks "Banjir"? Di mana letak perbedaannya? WebDataskripsigayabelajar Browse By Category 2 Istilah yang terdapat pada soal nomor 1 merupakan istilah bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa asing. Istilah tersebut diserap dengan mengubah beberapa huruf di akhir kata. Coba temukan lagi istilah asing yang terdapat pada teks "Siklus Hidrologi" yang diserap langsung sesuai dengan bahasa aslinya! No. Istilah Asing. MembandingkanTeks "Siklus Hidrologi" dengan Teks "Banjir" 1) Tanah longsor, badai, dan sebagainya. 2) Membuang sampah sembarangan, penggundulan hutan, hujan dengan intensitas yang tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS), dll. Penyebab: faktor alam (erosi dan sedimentasi, curah hujan tinggi, geografi fisik sungai) dan faktor sosial (perubahan tata guna lahan, pembungan sampah di DAS, kawasan pemukiman pinggir DAS) ii. Akibat : terjadi banjir (tidak diterangkan apa akibat dari banjir itu sendiri) 3. Teks Eksplanasi 'Kekeringan'. a. hD2kfe. Teks eksposisi tentang Banjir 1. TESIS Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagai hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Dalam pengertian yang luas, banjir dapat diartikan sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan Bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. 2. ARGUMENTASI Banjir dapat dikategorikan berdasarkan mekanisme terjadinya dan berdasarkan posisi dari sumber banjir terhadap daerah yang digenanginya. Ada dua macam mekanisme yang berbeda. Yaitu berdasarkan mekanisme terjadinya, banjir dapat dibedakan menjadi banjir biasa regular dan banjir tidak biasa irregular. Pertama, Banjir regular terjadi akibat jumlah limpasan yang sangat banyak sehingga melampaui kapasitas dari pembuangan air yang ada existing drainage. Kedua, Banjir irregular terjadi akibat tsunami, gelombang pasang, atau keruntuhan dam dam break. Umumnya di Indonesia, dilihat dari mekanisme terjadinya, banjir yang terjadi seringkali banjir regular. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi banjir irregular. Berdasarkan posisi sumber banjir terhadap daerah yang digenanginya, banjir dapat dibedakan menjadi banjir lokal dan banjir bandang. Banjir lokal didefinisikan sebagai banjir yang diakibatkan oleh hujan lokal sedangkan banjir bandang dapat diartikan banjir yang diakibatkan oleh penyebaran limpasan dari daerah hulu pada suatu daerah tangkapan. Sedangkan berdasarkan posisi sumber banjir terhadap daerah yang digenanginya, banjir di Indonesia termasuk dalam kedua-duanya baik itu banjir lokal maupun banjir bandang. Sebagai contoh banjir lokal adalah banjir yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia termasuk juga di Jakarta. Banjir di kota – kota besar biasanya disebabkan oleh membludaknya air yang ada di sungai dan jeleknya sistem drainase air. Banjir juga dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti diare, kudis, panu, dll. Untuk dapat menanggulangi banjir, tidak dapat hanya mengandalkan pemerintah saja, namun peran serta masyarakat. Pertama hal yang harus dilakukan adalah tidak membuang sampah ke sungai atau got – got yang ada didepan rumah agar penyerapan air dapat dilakukan dengan baik. Lalu diupayakan mengeruk kembali kedalaman sungai, agar daya tampung air akan lebih besar. 3. PENEGASAN ULANG Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai. Akibatnya, mampu merendam dan merusak jalan raya, jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, dan kanal. Kerugian dari segi harta dan jiwa manusia merupakan dampak lain dari terjadinya banjir. Demikian artikel dari Berbagi Ilmu mengenai contoh teks eksposisi tentang banjir. Harapannya dengan membaca artikel ini, kalian dapat lebih memahami tentang teks eksposisi beserta strukturnya. Banjir dapat kita tanggulangi dengan tidak membuang sampah sembarangan terutama di sungai, karena hal ini dapat menjadikan banjir terjadi. Silahkan baca artikel menarik lainnya, dan jangan lupa untuk meninggalkan komentar. Mohon maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan. Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi Unsur kebahasaan merupakan bagian-bagian yang membangun teks eksposisi. Unsur kebahasaan yang ada pada teks eksposisi adalah pronomina, konjungsi dan kata leksikal. Pronomina Pronomina adalah kata ganti orang yang dapat digunakan terutama pada saat pernyataan pendapat pribadi diungkapkan. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam 1. Pronomina Persona kata ganti orang yaitu persona tunggal. Contohnya Ia, Dia, Anda, Kamu, Aku, Saudara, -nya, -mu, -ku, si-. Dan pesona jamak contohnya seperti Kita, Kami, Kalian, Mereka, Hadirin, Para. Contoh pada teks Tidak terdapat didalam teks 2. Pronomina Nonpersona kata ganti bukan orang yaitu pronomina penunjuk, contohnya adalah Ini, Itu, Sini, Situ, Sana. Dan pronomina penanya contohnya Apa, Mana, Siapa. Contoh dalam teks Tidak terdapat didalam teks Konjungsi Konjungsi atau kata penghubung digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi 1. Konjungsi waktu sesudah, setelah, lalu, sebelum, setelah itu, kemudian 2. Konjungsi gabungan serta, dan, dengan 3. Konjungsi pembatasan asal, kecuali, selain 4. Konjungsi tujuan untuk, supaya, agar 5. Konjungsi persyaratan jika, jikalau, apabila, bila, asalkan, bilamana, apabila 6. Konjungsi perincian adalah, yaitu, ialah, antara lain, yakni 7. Konjungsi sebab-akibat sehingga, karena, sebab, akibat, akibatnya 8. Konjungsi pertentangan akan tetapi, tetapi, namun, melainkan, sedangkan 9. Konjungsi pilihan atau 10. Konjungsi penegasan/penguatan apalagi, bahkan, hanya, lagi pula, itu pun 11. Konjungsi penjelasan bahwa 12. Konjungsi perbandingan bagai, seperti, serupa, ibarat 13. Konjungsi penyimpulan oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian. Contoh -konjungsi perincian banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan -konjungsi sebab akibat Banjir irregular terjadi akibat tsunami, gelombang pasang, atau keruntuhan dam dam break -konjungsi tujuan Untuk dapat menanggulangi banjir, tidak dapat hanya mengandalkan pemerintah saja, namun peran serta masyarakat. Pertama hal yang harus dilakukan adalah tidak membuang sampah ke sungai atau got – got yang ada didepan rumah agar penyerapan air dapat dilakukan dengan baik. Kata leksikal A. Nomina kata benda Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll. Contoh pada teks Tidak ada di dalam teks B. Verba kata kerja Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis afiksasi, reduplikasi, komposisi. Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena proses morfologis afiksasi, reduplikasi, komposisi. Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, cuci muka, mempertanggung jawabkan, dll. Contoh pada teks Tidak ada di dalam teks C. Adjektiva kata sifat Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-lain. Contoh pada teks Tidak ada di dalam teks D. Adverbia kata keterangan Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain. Contoh banjir lokal adalah banjir yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia termasuk juga di Jakarta. Kali ini, kita akan membahas tentang macam-macam siklus hidrologi yang terdiri atas 3 jenis. Ada apa saja, ya? Yuk, simak bersama! — Bangun tidur kamu ke kamar mandi buat cuci muka dan buang air. Abis itu, kamu minum air putih dan sarapan. Lanjut mandi dan pake seragam. Kemudian, duduk manis depan laptop dan mulai kelas daring. Dari semua aktivitas yang kamu lakukan di pagi hari ini, mereka semua memiliki kesamaan, loh. Udah tau, kan? Yap betul banget, semuanya menggunakan air loh, gais! Baik buat dikonsumsi, maupun buat kegiatan rumah sehari-hari lainnya, seperti mandi dan mencuci. Coba bayangin deh, setiap harinya, lebih dari 200 juta penduduk Indonesia minum air putih rata-rata 3 liter, mandi minimal 1 kali sehari, dan nyuci puluhan pakaian. Kira-kira, berapa liter ya itu air kepake? Dan itu baru di Indonesia loh gais, belom sama temen-temen kita yang ada di negara dan benua lain. Tapi kok.. air di bumi kita gak pernah habis, ya? Apa emang segitu banyaknya kah air di bumi? Nah jawabannya, karena ada yang namanya siklus hidrologi, gais! Yuk, langsung simak pembahasan berikut! Apa sih siklus hidrologi itu? Kalo secara definisi, hidrologi itu artinya ilmu yang mempelajari air yang ada di atas maupun di dalam bumi. Nah, kalo siklus hidrologi atau siklus air adalah rangkaian atau tahapan yang dilalui oleh air dari bumi, ke atmosfer, dan kembali lagi ke bumi. Simpelnya, air yang ada di bumi menguap, jadi awan, terus turun lagi deh jadi hujan. Nah, ini yang menyebabkan volume air di bumi itu relatif sama dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi terus menerus loh, mengikuti tahapan dalam siklusnya. Siklus hidrologi ini dibagi menjadi 3 jenis, gais. Nih, sekarang aku jelasin ya 3 jenis siklus hidrologi yang ada di bumi Siklus Air Pendek Siklus ini merupakan yang paling pendek, nih. Jadi dalam siklus ini, air di laut mengalami evaporasi atau penguapan. Evaporasi di sini adalah proses menguapnya air dari laut, danau, sungai, atau permukaan air lain yang ada di bumi. Kunci utama dari evaporasi ini adalah panas matahari ya, gais. Baca juga 5 Akibat Revolusi Bumi Bagi Kehidupan, Apa Saja itu? Kemudian, uap air tadi mengalami kondensasi dan berubah menjadi awan. Kondensasi adalah berubahnya wujud uap air menjadi titik-titik air, hingga akhirnya terbentuk menjadi awan. Setelah menjadi awan ini, akhirnya terjadi deh presipitasi. Nah, presipitasi ini kita kenal juga namanya sebagai hujan gais. Ngomongin evaporasi, dalam siklus hidrologi itu ada juga yang namanya transpirasi dan intersepsi loh, gais. Jadi, kalo transpirasi itu adalah proses menguapnya air dari tanaman melalui mulut daun dan batang. Sedangkan, intersepsi itu adalah air hujan yang terjebak di atas tanaman, yang kemudian menguap lagi sebelum mencapai tanah. Contohnya, di hutan hujan yang daun pohonnya relatif besar, biasanya air hujan akan tertahan di pohon nih, gak langsung jatuh ke tanah. Nah, air hujan yang menempel di bagian pohon tersebut, akhirnya mengalami evaporasi. Jadi, sebenarnya evaporasi gak cuma bisa terjadi di laut ya gais, bisa juga karena campur tangan tanaman loh, baik dengan transpirasi atau intersepsi. Siklus Air Sedang Nah, kalo di siklus air sedang, hujannya gak terjadi di laut ya gais, tapi terjadi di darat. Awalnya sama, air mengalami evaporasi, terkondensasi menjadi awan, dan akhirnya turun hujan. Bedanya sama siklus air pendek, kali ini hujannya turun di darat nih, gais. Jadi, ketika sudah mengalami kondensasi, awan bisa juga mengalami adveksi. Adveksi adalah bergeraknya awan menuju tempat lain karena bantuan angin. Karena adanya adveksi ini, awan bisa menurunkan hujannya di darat nih gais, sehingga timbul lagi yang namanya run off. Run off adalah bergeraknya air di darat dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Air yang bergerak ini nantinya akan mengalir kembali ke laut ya gais, sehingga bisa kembali mengulang siklusnya, deh. Baca juga Pengertian, Gejala, Erupsi & Bentuk Gunung Api Vulkanisme Eh btw, air yang jatuh di darat gak selalu menjadi run off loh, tapi bisa juga malah mengalami infiltrasi. Infiltrasi adalah meresapnya air ke dalam pori-pori tanah. Kalo airnya meresap ke dalam tanah, ujung-ujungnya air akan tetap mengalir ke laut kok, tapi prosesnya bakal lebih lama, nih. Siklus Air Panjang Yang terakhir sesuai namanya, gais. Jadi, siklus ini merupakan siklus air yang paling panjang prosesnya. Awalnya sama, air mengalami evaporasi dan kondensasi. Tapi kali ini, hujannya bukan hujan biasa nih gais, melainkan hujan es! Ini karena awan yang ada di atmosfer bergerak ke tempat yang relatif lebih dingin, atau kondisi suhu udara di atmosfer saat itu sedang rendah. Nanti setelah musim semi, baru deh salju atau esnya mencair, mengalir di permukaan bumi, dan akhirnya sampai ke laut buat mengulang kembali siklusnya. Karena prosesnya yang panjang ini deh siklusnya dinamakan siklus panjang. Ngomongin es, dalam siklus panjang ini kamu bisa juga menjumpai proses sublimasi loh. Sublimasi adalah perubahan wujud padat menjadi gas, dalam hal ini adalah es yang menguap kembali menjadi uap air. Jadi, uap air yang ada di atmosfer bukan cuma dari air aja ya gais, bisa juga nih dari air yang versi padatnya, yaitu es. Oke, gais! Itu dia bahasan kali ini mengenai 3 jenis siklus hidrologi ya! Walaupun air tidak pernah habis karena ada siklus yang selalu terulang, bukan berarti kita bisa seenaknya menggunakan air, ya. Karena siklus air ini prosesnya gak sekejap, loh! Air yang kembali dalam bentuk hujan itu jumlahnya masih kalah jauh sama air yang digunakan manusia buat kehidupan sehari-hari. Walaupun airnya gak bisa habis, tapi air yang bisa kita gunakan buat kehidupan sehari-hari sangat terbatas, gais. Jadi, kamu harus selalu bijak dalam menggunakan air, ya! Baca juga Macam-Macam Lapisan Atmosfer Bumi dan Karakteristiknya Kalo kamu masih mau belajar lebih dalam lagi tentang air yang ada di permukaan Bumi maupun di laut, aku saranin kamu langsung langganan ruangbelajar aja ya, gais! Di sana, ada banyak materi menarik yang bakal berguna banget buat kamu, loh. Dijamin gak rugi kok gais xixixi. Sampai jumpa di materi berikutnya, ya! Tingkatkan terus semangat belajarnya~ Referensi Achmad, Mahmud. 2011. Buku Ajar Hidrologi Teknik. Makassar Universitas Hasanuddin. Artikel ini telah diperbarui pada 30 Mei 2022. Tugas 3 Membandingkan Teks “Siklus Hidrologi” dengan Teks “Banjir” 1 Tanah longsor, badai, dan sebagainya. 2 Membuang sampah sembarangan, penggundulan hutan, hujan dengan intensitas yang tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai DAS, dll. 3 Faktor alam Intensitas hujan yang tinggi, pendangkalan sungai, penurunan tanah / dataran rendah, dll. Faktor sosial Membakar lahan untuk pemukiman, praktik ladang berpindah, eksploitasi penambangan yang besar-besaran, perubahan tata guna lahan, dll. 4 a Temperatur yang berada di bawah titik beku mengakibatkan kristal es terbentuk. Temperatur yang berada di bawah titik beku mengakibatkan Kristal es terbentuk Subjek predikator Objek b Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. Struktur 1 Butir-butir air terjadi Karena Subjek predikator Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Struktur 2 Tetesan air kecil tiny droplet Yang timbul Akibat kondensasi Subjek predikator Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek Struktur 3 Berbenturan dengan Tetesan air lainnya Predikator Keterangan Struktur 4 Dan Terbawa oleh Gerakan udara Kata perangkai konjungsi penambahan Predikator Keterangan c Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0° Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju. Struktur 1 Bila temperatur Turun Sampai di bawah 0° Celsius Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek predikator Keterangan Struktur 2 Butiran air Akan berubah menjadi Salju Subjek Predikator Keterangan d Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Curah hujan yang sangat lebat Mempunyai Tetes hujan besar. subjek Predikator Objek e Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat besar. Struktur 1 Karena Tetes hujan berukuran Besar Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek predikator keterangan Struktur 2 Pori-pori permukaan tanah Akan tertutup Subjek Predikator Struktur 3 sehingga Infiltrasi air hujan Sangat kecil Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek keterangan Struktur 4 Sebaliknya Limpasan air hujan menjadi Sangat besar Kata perangkai konjungsi perbandingan Subjek predikator keterangan 5 No. Struktur Teks Siklus Hidrologi Teks Banjir 1. Pernyataan Umum Ada. Di paragraf 1 Ada. Di paragraf 1 2. Sebab-akibat Ada. Di paragraf 2-4 Ada. Di paragraf 2-11 pada teks, dijelaskan sebab dari banjir, akan tetapi tidak dijelaskan akibat dari banjir 3. Simpulan Tidak ada Tidak ada 6 No. Istilah Makna 1. Fisiologi Uraian atau deskripsi tentang genesis dan evolusi bentuk lahan. 2. Drainase Lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. 3. Erosi Peristiwa pengikisan padatan sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya. Akibat angin, air atau es. 4. Geofisik Ilmu tentang sifat alam bumi 5. Sedimentasi Suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cengkungan. 6. Geometri Hidrolik Ilmu yang menerangkan Bentuk penampang atau kedalaman sifat-sifat garis, sudut, bidang,dan ruang. Dengan alat ukur 7. Infiltrasi Aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. 8 Vegetasi Kehidupan dunia tumbuh-tumbuhan atau dunia tanam-tanaman. 9. Deforestasi Kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat dialihkan untuk penggunaan hutan. 10. Degradasi Lingkungan Penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsi secara baik komponen-komponen lingkungan sebagaimana mestinya. 7 No. Struktur Teks Banjir Teks Kekeringan 1. Penjelasan Umum Ada. Di paragraf 1 Ada. Di paragraf 1 2. Sebab-akibat Ada. Di paragraf 2-11 pada teks, dijelaskan sebab dari banjir, akan tetapi tidak dijelaskan akibat dari banjir Ada. Di paragraf 2-6 3. Kesimpulan Tidak ada Tidak ada a. Penyimpangan iklim, menyebabkan produksi uap air dan awan di sebagian Indonesia bervariasi dari kondisi sangat tinggi ke rendah atau sebaliknya. Ini semua menyebabkan penyimpangan iklim terhadap kondisi normalnya. Jumlah uap air dan awan yang rendah akan berpengaruh terhadap curah hujan, apabila curah hujan dan intensitas hujan rendah akan menyebabkan kekeringan. Gangguan keseimbangan hidrologis, kekeringan juga dipengaruhi oleh adanya gangguan hidrologis seperti 1 terjadinya degradasi Daerah Aliran Sungai DAS terutama bagian hulu mengalami alih fungsi lahan dari bervegetasi menjadi non vegetasi yang menyebabkan terganggunya sistem peresapan air tanah; 2 kerusakan hidrologis daerah tangkapan air bagian hulu menyebabkan waduk dan saluran irigasi terisi sedimen, sehingga kapasitas tampung air menurun tajam; 3 rendahnya cadangan air waduk yang disimpan pada musim penghujan akibat pendangkalan menyebabkan cadangan air musim kemarau sangat rendah sehingga memicu terjadinya kekeringan. Kekeringan agronomis, terjadi sebagai akibat kebiasaan petani memaksakan menanam padi pada musim kemarau dengan ketersediaan air yang tidak mencukupi. b. Jika lahan pertanian mengalami kekeringan, para petani akan mengalami kerugian karena tanaman yang mereka tanam akan mati dan sulit mengalami pertumbuhan. Selain itu, tanah akan menjadi kering dan sulit ditanami. c. No. Penyebab terjadinya Banjir Kekeringan 1. Tidak adanya lagi tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya beristirahat dikala hujan turun. tidak ada lagi lahan hijau sebagai tempat resapan air tanah. akibatnya, ketika hujan tiba, tanah menjadi tergerus oleh air dan kemudian air terus meluncur tanpa adanya penghalang alami yang kemudian menyebabkan banjir. dan masih banyak lagi penyebab-penyebab banjir yang lainya. Terjadinya pergeseran daerah aliran sungai atau DAS utamanya di wilayah hulu. Hal ini membuat lahan beralih fungsi, dari vegetasi menjadi non-vegetasi. Efek dari perubahan ini aldalah sistem resapan air di atan yang menjadi kacau dan akhirnya menyebabkan kekeringan. 2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan penanaman kembali pada daerah / hutan hutan yang baru di tebangi. Terjadinya kerusakan hidrologis wilayah hulu sehingga waduk dan juga saluran irigasi diisi oleh sedimen. Hal ini kemudian menjadikan kapasitas dan daya tamping menjadi drop. Cadangan air yang kurang akan memicu kekeringan parah saat musim kemarau tiba. 3. Bertumpuknya sampah pada saluran air, sehingga terjadi penyumbatan pada saluran air. persoalan agronomis atau dikenal juga dengan nama kekeringan agronomis. Hal ini diakibatkan pola tanam petani di Indonesia yang memaksakan penanaman padi pada musim kemarau dan mengakibatkan cadangan air semakin tidak mencukupi. 4. Ilegal Loging Penebangan Hutan Liar No. Akibat yang ditimbulkan oleh Banjir Kekeringan 1. Menimbulkan korban jiwa, Menimbulkan bibit penyakit dan Hilangnya harta benda. makhluk hidup akan kekurangan air sehingga dapat menyebabkan dehidrasi bahkan kematian 2. Rusaknya sarana dan prasarana Banyaknya Tanaman yang mati. d. Kekeringan Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan beberapa bulan hingga bertahun-tahun.Kekeringan umumnya diperparah penyebab lainnya antara lain Terjadinya pergeseran daerah aliran sungai atau DAS utamanya di wilayah hulu. Hal ini membuat lahan beralih fungsi, dari vegetasi menjadi non-vegetasi. Efek dari perubahan ini aldalah sistem resapan air di atan yang menjadi kacau dan akhirnya menyebabkan kekeringan, Terjadinya kerusakan hidrologis wilayah hulu sehingga waduk dan juga saluran irigasi diisi oleh sedimen. Hal ini kemudian menjadikan kapasitas dan daya tamping menjadi drop. Cadangan air yang kurang akan memicu kekeringan parah saat musim kemarau tiba,dan Penyebab kekeringan di Indonesia lainnya adalah persoalan agronomis atau dikenal juga dengan nama kekeringan agronomis. Hal ini diakibatkan pola tanam petani di Indonesia yang memaksakan penanaman padi pada musim kemarau dan mengakibatkan cadangan air semakin tidak mencukupi. Banjir Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar. peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir umumnya diperparah penyebab lainnya antara lain Curah hujan tinggi, Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut, Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keiuar sempit, Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai, Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai, Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai, Hutan gundul akibat penebangan hutan secara liar. Dampak atau akibat banjir antara lain sebagai berikut Rusaknya sarana dan prasarana. Air yang menggenang memasuki partikel pada dinding bangunan, apabila dinding tidak mampu menahan kandungan air maka dinding akan mengalami retak dan akhirnya jebol, Hilangnya harta benda. Banjir dalam aliran skala besar mampu menyeret apapun yang dilaluinya termasuk harta benda. Seperti kursi, kasur, meja, pakaian, dan lain sebagainya, Menimbulkan korban jiwa. Hal ini disebabkan karena arus air terlalu deras sehingga banyak penduduk yang hanyut terbawa arus, Menimbulkan bibit penyakit. Penyakit yang dapat ditimbulkan misalnya gatal-gatal. Air banjir banyak membawa kuman sehingga penyebaran penyakit sangat besar, dan Rusaknya areal pertanian. Banjir mampu menenggelamkan areal sawah. Tentu saja hal ini sangat merugikan para petani dan kondisi perekonomian negara menjadi terganggu.

membandingkan teks siklus hidrologi dengan teks banjir